TIM ISLAMIK itu apa? TIM ISLAMIK merupakan organisani internal MUHLIBAT yang menjadi editor majalah sekolah dan organisasi ini termasuk salah satu kegiatan ekstrakurikuler favorit. Terutama buat murid-murid yang hobi menulis dan ingin mendalami ilmu jurnalistik di MUHLIBAT. Berbagai pengalaman yang mereka dapatkan selama menjadi tim penerbitan majalah sekolah akan membawa manfaat besar. Setidaknya dengan adanya deadline, mereka akan terbiasa disiplin dalam bekerja. Di sisi lain, mereka juga bakal terbiasa bekerja dalam tim. Dengan team work yang bagus, hasil kerja pun lebih maksimal.
Dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat TIM ini bertugas untuk membuat Majalah yang awalnya berupa kertas berubah menjadi DIGITAL yang pada era ini merupakan media promosi yang paling ampuh. TIM ini mewakili pihak sekolah menggabarkan kepada pembaca di lingkungan sekolah maupun masyarakat seperti wali murid dan alumni tentang informasi terkini atau prestasi siswa. Hal ini akan membuat sekolah tersebut lebih dikenal di masyarakat.
Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa tidak mudah menjaga eksistensi sebuah penerbitan majalah digital sekolah. Bisa saja setelah beberapa edisi, sebuah majalah sekolah tidak lagi terbit. Alasannya, antara lain, sumber daya manusia (SDM) dan ketersediaan dana untuk penerbitan atau perawatan website. Karena itu, tim redaksi yang mumpuni adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh sekolah dalam penerbitan majalah sekolah. Sebuah manajemen yang baik juga akan menentukan eksis atau tidaknya sebuah majalah sekolah. Di sinilah pentingnya pembentukan kepengurusan tim majalah sekolah atau tim redaksinya.
Siapa saja mereka? Berikut susunan umum dalam tim redaksi majalah sekolah.
Pelindung : Ahcmad Gofur, S.Pd
Posisi pelindung ini umumnya diisi oleh kepala sekolah. Ia akan menjadi penanggung jawab penerbitan majalah sekolah karena media tersebut berada di bawah naungan lembaganya. Jika terjadi sesuatu yang berhubungan dengan media tersebut, tim redaksi bisa dibantu oleh kepala sekolah selaku pelindung.
Pembina : Edy Yuli Riyawan, M.Pd
Pembina majalah sekolah adalah guru ekstrakurikuler jurnalistik atau guru yang ditunjuk untuk membidani penerbitan majalah sekolah. Fungsinya, memberikan motivasi dan masukan-masukan kepada tim redaksi yang diisi oleh para siswa sekolah bersangkutan. Ia bisa memberikan masukan yang terkait dengan hal-hal teknis penulisan, rubrikasi, percetakan, hingga pendistribusian majalah sekolah. Selain itu, pembina bisa menjembatani siswa dengan elemen sekolah di atasnya, yakni guru dan kepala sekolah.
Pemimpin Redaksi (Pemred)
Jabatan pemred bisa diisi oleh siswa yang menonjol dalam bidang kepenulisan. Siswa tersebut dapat dipilih atau ditunjuk oleh pembina berdasar penilaian kelayakan untuk mengisi posisi pemred. Ia bertanggung jawab penuh mulai proses pembuatan, rubrikasi, pencarian berita, artikel, dan narasumber, hingga majalah cetak. Ia juga bertugas memimpin rapat redaksi untuk evaluasi setiap edisi dan bertanggung jawab terhadap kualitas majalah sekolah. Ia juga harus mampu membagi tugas kepada redaktur pelaksana, reporter, dan elemen lain agar penerbitan majalah sekolah bisa berjalan baik dan maksimal.
Redaktur Pelaksana (Redpel)
Siswa yang menjadi redpel bertanggung jawab terhadap mekanisme kerja redaksi. Ia membuat perencanaan isi untuk setiap penerbitan. Ia juga harus bisa mengatur dengan baik ritme kerja di bawahnya, yakni para reporter sekolah yang bertugas untuk mencari berita dan narasumber. Ia mengoordinasikan alur perjalanan naskah dari reporter sampai ke tata letak (lay out). Ibaratnya, dialah yang menyupervisi kerja reporter atau wartawan sekolah.
Reporter
Inilah garda penting dalam majalah sekolah. Reporter ibarat pasukan elite karena diisi oleh siswa-siswa yang memiliki keterampilan menulis yang baik. Tugas mereka di antaranya adalah mencari berita menarik yang terkait dengan sekolah dan mewawancarai narasumber tertentu. Misalnya, siswa dan guru berprestasi atau alumni yang sukses. Atau kiprah sekolah dalam mengikuti ajang tertentu seperti olimpiade sains dan kejuaraan lain. Kemampuan jurnalistik mereka juga mesti ditunjang dengan pengetahuan fotografi yang baik. Sebab, itulah yang mendukung baik atau tidaknya hasil kerja mereka di lapangan.
Editor
Tugasnya menyunting naskah yang ditulis oleh wartawan sekolah untuk meminimalkan kesalahan dalam hal ejaan. Ia juga memiliki kualifikasi menulis yang baik dan paham tata bahasa Indonesia. Dengan demikian, diharapkan berita, artikel, ataupun rubrik tertentu menjadi lebih enak dibaca dan mudah dipahami.
Tenaga Desain dan Tata Letak (Layouter)
Siswa yang menjadi tenaga tata letak (layouter) harus memiliki kualifikasi tertentu. Terutama bisa menggambar dan menguasai desain grafis. Di antaranya, mampu menjalankan program Adobe Photoshop, Adobe Indesign, Corel Draw, ataupun Pagemaker. Tata letak ini menentukan keindahan atau estetika suatu majalah sekolah. Bisa dikatakan, tata letak memegang peran penting dalam menjaga mutu atau kualitas majalah sekolah.
Bagian Bisnis
Para murid yang bertugas di divisi ini memiliki tanggung jawab untuk menjalankan roda iklan, promosi, pemasaran, dan sirkulasi. Keberadaan divisi bisnis ini juga sangat penting. Keberlangsungan sebuah penerbitan majalah sekolah juga berada pada sukses atau tidaknya tim bagian/divisi bisnis dalam menjalankan tugasnya. Misalnya, mereka bisa menjaring iklan dari sponsor tertentu atau alumni dan dananya bisa dipakai untuk biaya penerbitan sekolah. Merekalah yang bertugas mencari sumber dana untuk penerbitan majalah sekolah. Mengingat pentingnya bagian ini, biasanya ada pelatihan khusus manajemen bagi anggotanya.
Susunan tim redaksi tidak mutlak seperti disebutkan di atas. Biasanya, ada juga posisi wakil pemred, sekretaris redaksi, dan bagian lain seperti humas. Hal ini bergantung pada kebijakan tim redaksi dalam membuat susunan kepengurusan. Yang jelas, tim redaksi inilah yang menjadi roh majalah digital sekolah. Di tangan mereka, eksistensi media sekolah tersebut ditentukan.