“ini tentang, aku, kamu dan surabaya. aku terteguk memandangi langit malam yang sangat indah bertaburan ribuan bintang, hempasan angin menembus kalbu membuat rindu ini semakin menjadi-jadi, aku tersipu malu kala peristiwa manis tentang kita terlintas dibenak ku. kota ini begitu sangat indah dengan ribuan kenangan peristiwa manis denganmu, namun dengan seiringnya waktu kota pahlawan terasa sangat pilu bagiku” -A
“Dunia ini memang kejam. Tapi, lo ga boleh dengan gampang nyerah gitu aja” -J
“Mati lah karena waktu dan takdir Tuhan” -L
“Ga semuah anak bisa milih mau lahir dari keluarga yang fine-fine aja, semuah takdir Tuhan” -D
💐💐💐💐
Seorang gadis berlari menuruni anak tangga sambil membenarkan dasi sekolah miliknya, langkahnya terhenti saat mendengar suara tawa antara sang Papa dan Kakak laki-laki nya, ia sedikit terkekeh melihat keduanya bisa tertawa lepas seperti itu namun disatu sisi hati kecilnya mereka iri karena ia tidak pernah dekat dengan kedua orang tersebut, gadis itu menghela safas pelan lalu berjalan menuju meja makan di dapur, ia sedikit menarik bangku lalu menduduki nya.
“Pagi, pah, bang.” Sapanya, kedua orang yang tengah asik berbincang ria itu sontak terdiam menatap jengkel ke arahnya, gadis itu tersenyum kecut lalu mengalihkan pandanganya ke piring makan yang berisi dua roti tawar yang sudah dipolesi selai kacang, ia menumpuk kedua roti tersebut lalu melahapnya
“Hari ini, hari pertama lo masuk sekolah. Gue harap lo gak malu-maluin gue dan jangan pernah ngaku kalo lo itu adek gue” Ucap datar sang kakak
Uhuk.. Uhuk.. Uhuk..
Gadis itu tersedak kala mendengar ucapan sang kakak, ia cepat-cepat mengambil gelas yang telah di tuang air oleh bibi, nafasnya sedikit ter engah-engah setelah meminum segelas air. Apa katanya barusan? Jangan pernah ngaku kalau dia adalah adiknya?
Ia menatap wajah datar sang kakak, ia tersenyum kecut dan hanya menganggu menanggapi ucapan sang kakak. Ia segera bergegas menghabiskan sisa rotinya lalu mengenakan tas sekolah di pundak nya “Aku berangkat dulu.”
Gadis itu berjalan untuk menuju depan rumah dengan cepat. Sebelum ia benar-benar keluar dari rumah tersebut langkahnya terhenti kalah suara berat dari sang Papa terdengar memanggilnya.
Gadis itu membalikan badannya, senyum manis terukir di wajahnya kala sang Papa memanggil nya, peria tua yang ia panggil Papa tersebut perlahan berjalan mendekat dengan wajah yang datar.
“Apa yang diucapkan oleh Jevandra, itu ada benarnya. Kamu jangan pernah ngaku kalau kamu itu adik kandung Jevandra, dan Papa harap kamu juga jangan pernah mengaku anak papa, paham?” Ucap sang Papa
Setelah mendengar ucapan sang Papa, senyum yang terukir sangat indah itu perlahan luntur. Ia menelan ludah ya kasar, menatap peria itu tak percaya.
“Paa?” lirihnya
“Saya gak sudi punya anak pembunuhan seperti kamu!! Dan jangan sampai siapapun tau, saya malu! Harusnya kamu dari dulu mati saja anak pembawa sial!”
Gadis itu tersenyum tipis, menatap nanar sang Papa “Apapun buat Papa sama Abang, aku bakal lakuin. Selagi itu buat kalian berdua senang”
Ia membungkuk kan badannya dan menyodorkan tangan, namun sang Papa tidak membalas uluran tangan dari anaknya itu ia langsung pergi begitu saja. Gadis itu menegakkan tubuhnya kembali menatap punggung peria tua itu yang perlahan menghilang.
“Hufst.. it’s okey. Ngapain sedih? Bukanya lo udah biasa diingini? Cih, lemah.” Gunggamnya, ia membalikan badan menghadap pintu menuju keluar rumah. Ia berjalan menuju mobil yang sudah terparkir di halaman rumahnya, ia membuka pintu mobil dan belum sempat ia masuk ke dalam mobil tiba-tiba sang kakak dengan sengaja menyenggolnya hingga terjatuh
“Upshh! Sorry gue sengaja. Hahaha”
Gadis itu memejamkan matanya sebentar, lalu membersihkan telapak tangannya yang kotor karena terkena tanah. Sang supir yang melihat kejadian tersebut langsung membantu gadis itu berdiri dan menanyakan keadaan gadis itu.
“Non, gapapa ta?” Tanya supir tersebut
Gadis itu tersenyum tipis “Aku gapapa kok Pak, cuman kaget aja hehe”
“WOY! BACOT LO, BURUAN NAIK! KEBURU TELAT” Teriak laki-laki tersebut dari dalam mobil, sontak sang supir dan gadis itu mengalihkan pandanganya ke arah laki-laki tersebut
“Pak! Ws talah. Ga usah di urusi dia, biarin aja!”
Sang supir membungkuk kan badannya dan meninggalkan gadis itu masuk ke dalam mobil, gadis itu menghelakan nafas berat lalu ia memasuki mobil tersebut.
Pak supir menyalakan mesin mobil, lalu beranjak pergi dari rumah mewah tersebut untuk menuju ke sekolah kedua kakak adik tersebut.
Bersambung…..
Nantikan part berikutnya ya..
oleh : Nadya Tashya Ayu Ariani X_TKJT2